TRANSLATE HERE

Rabu, 09 Maret 2011

Kisah Perjalanan FISH di Berastagi: KENANGAN KECIL DI KAKI GUNUNG SIBAYAK

Aku Berada disini, antara langit dan bumi, yang ada hanya padang sabana dan kerikil batuan belerang entah apa yang terjadi , langkahku mengayun menuju tempat yang sama sekali belum aku jamah ..wah sudah jam 5 aku harus pulang , namun sebelum hal itu terjadi ada aku teringat sedikit hikayah tentang sepotong perjalanan kami:
Jum’at, 4 Maret :
Libur akhir semester
Pergeseran jarum jam ke angka 20.30 membuat Para anak –anak kampus kelas TI –MO916 spontan lega, ini hari terakhir ujian akhirn semester III. Kampus Budi Darma bakal sepi dengan suara mahasiswa,libur sudah di gerbang . mereka yang tinggal jauh dari kota medan akan menyusup memeluk kerinduan di kampung halaman. Buat anak –anak FISH , sebelum kami mencicipi hari pertama liburan....sudah dalam benak kami untuk menepis satu pertanyaan.Where will you go for this vocation?.Berastagi jawabnya.


Sabtu, 5 Maret
Pemberangkatan Yang Terganggu
Selamat pagi dunia,jam setengah tujuh pagi kami harus menerima kenyataan bahwa salah satu rekan kami terserang penyakit deman, personil kami berkurang satu .sebelumnya kami sepakat ingin pergi hingga lebih dari sepuluh orang , namun ape hendak di kate ( meminjam istilah melayu) kami hanya tersisa 5 orang FISH yang ingin ikut. Untuk menambah keramaian , teman kami Gunawan membawa GirlFrind nya.jam 7 tepat , gunawan belum menunjukan wujud nya di Teras Kampus. Ini membuat rudi sedikit kegerahan .tanpa terduga sebelumnya ban sepeda motor gunawan bocor di tengah jalan, melihat kondisi yang sudah membelit, kami putuskan untuk berangkat dahulu dan menunggu di penatapan.
Start up...
Satu...dua ...tiga mulai, jam setengah delapan kami mulaiberangkat ,hanya beberapa meter dari simp. Pos Medan dengan terpaksa kami berhenti , mengisi bahan bakar .Perjalanan di lanjutkan melewati lika liku Jl. Jamin Ginting Padang bulan medan, jika anda berjalan dari jalur padang bulan tanpa anda sadari di kanan kiri terdapat hotel dan penginapan yang terhampar saling bersaing , dengan menyesal kami harus terjebak dengan macetnya pasar pancur batu..walau kami “trip “ pada tanggal panas ( hari libur nasioanl : raya nyepi) , tidak mematahkan semangat “inang-inang” yang banyak mengadu nasib di pasar pancur batu. Angkot –angkot yang berebut penumpang menambah rasa bosan kami menunggu kemacetan.
Infrastruktur yang sedikit “Ektrim”
Memasuki Jl. Medan – Berastagi Km. 26 ditemukan kemacetan ,yang penyebabnya ada salah satu jalan yang longsor dan masih dalam proses perbaikan..ditambah lagi ada pembuatan bangunan beberapa ratus meter setelah nya. Journey saat ini di kesalkan beberapa badan jalan yang mengalami rusak kecil namun membahayakan. Hal ini seharusnya menjadi PR buat pemerintah yang bersangkutan, Deli serdang dan Tanah Karo merupakan Daerah tujuan wisata, sebenarnya harus ada perhatian pada infrastruktur yang kurang ngeh jika di lewati, di KM. 34 terdapat sebuah Pemandian Alam yang cukup ramai, “Pemandian Alam Sembahe” namanya ,pada pagi dan dan sore hari terutama pada “hari panas” ini menjadi pusat kemacetan gerbang wisata sibolangit,
Tatapan Indah di Penatapan
Jalan yang kami lalui mulai menunjukan kelas pegunungan , tikungan 180 derajat dan Tanjakan 45 Derajat perlahan kami lewati, aku dan ihsan tertinggal rudi dan dede di depan, sialan..mereka sudah menunggu di depan hill park ( salah satu taman rekreasi di sibolangit ) . “Foto dulu yuk” dede yang sudah tidak sabar menawarkan kami jepret kamera,

Selesai menjepret, kami meluruskan niat untuk sarapan di sebuah tempat , jika anda berjalan di bandar baru..dari kejauhan akan tampak deretan bangunan kecil yang tampah megah di sudut pegunungan bukit barisan , itu adalah warung penatapan estafet pertama di kabupaten karo, namun sebelum sampai disana ..anda harus menghadapi tikungan tanjakan yang menantang .Disini kita harus ekstra hati –hati , sedikit saja ada kesalahan anda kendaraan anda bisa berguling dari tanjakan atau mencium pangkal jurang.rasa stress kami setelah menempuh jalur berkelok –kelok terobati dengan indahnya view bandar baru dari warung penatapan di KM.54 ,kami duduk sambil memesan jagung bakar yang menjadi ciri khas deretan warung ini, view bandar baru mencabut rasa jenuh kami setelah menempuh jalan berkelok, ketika hendak membuang jagung yang kami santap,di bawah telah menunggu monyet monyet liar dari hutan , mereka berekor pendek seperti gibbon menanti sisa –sisa jagung dari kami.
Tak lama gunawan dan girlfriend nya muncul menyambut kami yang lengah menikmati pemandangan indah disini,
Berastagi dan keindahanya
Berastagi merupakan tujuan utama kami, kota ini seakan –akan menghipnotis kami untuk terus menjadi pilihan tempat wisata liburan akhir semester. Berjarak 60 Km. dari kota medan berastagi muncul menjadi kota wisata dan transit wisata.Bukit Gundaling merupakan objek wisata yang kami tuju di sini. Sebelum sampai di bukit gundaling anda akan menemukan pasar brastagi , yang menjajakan souvenir dan buah-buahan segar dari kota ini. Tarif masuk bukit gundaling adalah 5000 rupiah / orang.langsung bisa kita temui view kota berastagi dari puncak bukit ini. Kita dapat mengelilingi bukit gundaling dengan menyewa jasa kusir yang mengendarai kuda. Tarif variatif dimulai 15.000 rupiah .

Makan sejenak di peceran
Peceran adalah sebuah desa di dekat Brastagi hotel dan cottage,bukit kubu adalah salah satu objek wisata yang di temui di sini.Untuk mengisi perut yang sudah keroncongan , kami singgah di salah satu rumah makan yang menyediakan menu serba delapan ribu dan berbagai menu lainnya.rumah makan famili baru namanya, selain menemukan menu yang murah ada juga menu yang cukup merogoh krocek di kantong.di rumah makan ini terdapat fasilitas mushola, toilet dan karoke jadi cukup menjadi pilihan kami disamping harga yang relatif terjangkau. Ketika di suguhi gorengan berupa tempe dan tahu , lagi –lagi dede tidak mampu menahan “Nafsu” untuk menepis rasa lapar dan dingin berastagi,
Kebun Buah Yang Hilang
Perjalanan di lanjutkan , sebelum sampai di tongkoh kami masuk ke sebuah jalan setapak yang di front line memajang pamplet “jual buah petik sendiri”,niat untuk memetik buah di lenyapkan kebun buah yang sama sekali tidak kami temukan. Saat bertanya kepada penduduk sekitar ..ternyata saat ini sedang tidak ada buah, namun bapak yang kami tanya tadi memberi petunjuk untuk ke jl. sinabung view residence ,hanya beberapa ratus meter dari kebun ini.
Sebelum kami sampai di sana, kami singgah di SPBU yang menyediakan fasilitas musholla untuk sholat zuhur.
Untuk kedua kalinya, kami terkecoh lagi..kebun buah yang kami cari tidak ada di sana.sial..
Pemandian Lau Sidebuk-debuk
Tanpa terasa kami sudah menginjakkan sepeda motor di simpang empat pemandian air panas belerang lau sidebuk-debuk, setelah membayar tarif retribusi gerbang sebesar 2000/orang, perjalanan di sediakan tampilan gunung sibayak yang mengagumkan, berdiri diatas 2094 meterdpl gunung sibayak menjadi gunung favorit para pendaki, karena gunung ini tidak begitu merepotkan untuk di takluki para pendaki.selain itu kandungan belerang yang ada menjadi potensi wisata yang unik sebagai pemandian yang mengambil mata air dari perut bumi yang mengandung unsur belerang. Mandi dengan air panas belerang bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit kulit seperti gatal-gatal. Ketika mencari deretan kolam yang cocok kami memilik kolam yang salah perkiraan, kolam disini kurang panas dan sempit.kebanyakan kami lihat penginapan yang berderet menghampar. Aku dan rudi berinisiatif pergi mencari kolam yang lain, ada hal lucu yang terjadi ..aku dan rudi masuk pemandian di depan dan masuk tanpa bayar.ketika kami kembali akhirnya kami sepakat untuk ke pemandian yang kami pilih ini saja ,
 

Tersesat di Badan Gunung Sibayak
Sebelum pulang rasa penasaran kami muncul saat melihat jalan ke arah PLTP ( Pembangkit listrik tenaga panas bumi ) objek lokasi pemboran panas bumi terletak di desa semangat gunung penghujung pemandian lau sidebuk –debuk .kami masuk saja di desa raja berneh dan terus berjalan mengikuti ujung aspal, kami benar –benar mendaki di badan gunung. Tanjakan yang ekstrim dan jurang dalam kami lewati hingga akhir .ternyata kami tiba di ujung aspal ..disini terdapat lapangan lumut yang luas .pemandangan memang indah ini merupakan jalan menuju puncak sibayak .karena sepeda motor tidak memungkinkan ke puncak kami putuskan untuk berfoto di badan gunung saja. Udara di sini mulai tipis sehingga leher seperti sedikit tercekik.aku berada antara langit dan bumi.jam 5 sore kami turun , tanpa menghidupkan sepeda motor kami turun dengan cepat melewati turunan ,bahkan kecepatan rudi mencapai 70 km/jam .seharusnya kami belok kearah kiri menuju kaki gunung ..namun rudi dan dedek terus berkendara lurus.aku mengejar mereka dan menemukan mereka hampir tersesat di antara simp. Jalan, kami mengajak kembali dan pulang ke medan.


Buah segar di Kaki Gunung Sibayak
 
Sebelum kembali ke kota Medan, kami sempatkan singgah sejenak di pasar buah desa semangat gunung, berbagai jajakan buah tersedia disini.Dari buah markisa hingga Jeruk dapat kita bawa pulang sebagai oleh-oleh buat keluarga.

Sleep tight..
Petualangan hari ini pun berakhir, sepulang kota medan kami kembali di sibukkan dengan aktifitas masing –masing foto –foto bisa di download disini sebagai kenangan yang tidak boleh hilang. Selamat tidur semua.

0 komentar:

Posting Komentar