TRANSLATE HERE

Minggu, 13 Februari 2011

Mengintip bandar baru dibalik selimut penatapan

Jika kita berjalan menuju kota berastagi ,20 menit sebelum tiba disana kita akan di suguhi sebuah tempat persinggahan di desa douluh pasar yang di warnai dengan ciri khas jagung bakar,penatapan(secara kata penatapan berarti tempat yang bisa di tatap) itulah sebutan tempat yang kami bahas.tempat ini berada di JL. Jamin Ginting Km. 54 berastagi .sepanjang pinggiran penatapan terdapan deretan warung -warung yang memamerkan jagung bakar sebagai ciri khas dan warna utama.dahulu tempat tersebut hanya berupa gubuk -gubuk kecil yang sederhana, setelah revolusi waktu tempat ini sudah berubah menjadi bangunan permanen yang tertata dan tersusun dengan pamplet nama masing -masing warung , biasa mereka tidak lupa menaruh marga mereka di sini, seperti hosti ginting dsb.sulit bagi saya pribadi mengabaikan aroma jagung bakar ini setelah menempuh..kelok -kelok, tanjakan panjang dari kota bandar baru.dengan mengeluarkan krocek Rp.2500 anda sudah dapat menikmati jagung bakar, dan dengan Rp.4000 anda juga sudah memendam kedinginan dengan jagung manis yang direbus disini.

Menikmati hijau sibolangit

Menikmati jagung bakar di penatapan

tanpa membuang asal kata penatapan..scene di sini sungguh membuat mata menjadi "confortable", bandar baru seperti anai -anai kecil diantara pegunungan deli serdang dan tanah karo.
Scene indah di puncak penatapan

Jika cuaca bersahabat anda bahkan dapat melihat kota medan secara kontemprorer disini.selain scene yang indah,satu hal lagi yang menjadi daya tarik adalah munculnya monyet - monyet ekor panjang dan gibbon menunggu jatah dari para pengunjung.
monyet -monyet liar penatapan


pada hari libur para pelancong bisa membludak bahkan lebih dari ratusan orang perhari.
Sungguh di sayangkan jika kita dari medan ke berastagi harus melewati begitu saja tanpa duduk sejenak di tempat ini ( posted by abdul karim , foto by : abdul karim)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantap kalie...

Posting Komentar